
Harga perak naik seiring meningkatnya sentimen risiko di pasar setelah muncul tanda-tanda bahwa penutupan pemerintah AS akan segera berakhir. Harapan tersebut mendorong dolar AS melemah tipis dan meningkatkan minat terhadap logam mulia, termasuk perak, yang sering diuntungkan ketika ketidakpastian politik mulai mereda. Namun, kenaikan perak masih tertahan oleh prospek suku bunga The Fed yang tetap tinggi dalam waktu dekat. Investor kini menunggu kejelasan arah kebijakan moneter AS setelah data ekonomi tertunda akibat shutdown. Jika dolar kembali menguat atau imbal hasil obligasi naik,...
Harga emas naik ke level $4.050 per ons pada Senin (10/11), didorong oleh meningkatnya permintaan aset aman di tengah ketidakpastian politik di AS. Investor masih menunggu kesepakatan akhir untuk mengakhiri shutdown pemerintahan yang sudah berlangsung lebih dari 40 hari. Kelemahan dolar AS dan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi juga menambah daya tarik emas sebagai lindung nilai.Analis menilai, jika kesepakatan shutdown benar-benar tercapai, harga emas bisa mengalami koreksi jangka pendek. Namun, prospek jangka panjang tetap positif karena ketegangan geopolitik global dan ekspektasi...
Harga perak mengalami kenaikan pada Jumat(7/11) karena kombinasi dua faktor utama permintaan industri yang kuat khususnya dari sektor teknologi dan energi terbarukan dan defisit pasokan yang terus memburuk, yang membuat logam putih ini semakin langka. Selain itu, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve dan pelemahan dolar AS turut memperkuat daya tarik perak sebagai aset alternatif, mendorong investor masuk ke logam putih tersebut.(alg) Sumber : Newsmaker.id
Harga emas naik saat ini karena permintaan sebagai aset lindung nilai meningkat di tengah gejolak geopolitik dan kebijakan moneter yang tidak pasti: misalnya, pembelian emas oleh bank sentral tumbuh signifikan, dan risiko dari utang pemerintah AS yang semakin besar turut mendorong investor ke emas. Sumber: Newsmaker.id
Harga Brent kembali melonjak pada jumat(7/11), dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang memunculkan kekhawatiran akan gangguan pasokan global, meski di sisi lain permintaan masih lemah dan pertumbuhan ekonomi global melambat.(alg) Sumber: Newsmaker.id