
Dolar Australia (AUD) mengkonsolidasikan penguatannya terhadap Dolar AS (USD) pada hari Jumat, didorong oleh pelemahan Greenback di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga pada bulan September, menyusul data pasar tenaga kerja yang lemah dan tanda-tanda perlambatan ekonomi AS.
Saat artikel ini ditulis, pasangan AUD/USD diperdagangkan di sekitar 0,6520 selama sesi Amerika, menjelang akhir pekan dengan perkiraan kenaikan mingguan sekitar 0,80%. Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, masih berada di dekat level terendah dua minggu, berada di sekitar level psikologis kunci 98,00.
Perhatian kini beralih pada keputusan kebijakan moneter Reserve Bank of Australia (RBA). Pada pertemuan terakhirnya pada 8 Juli, RBA secara tak terduga mempertahankan suku bunga acuan di 3,85%, padahal pemangkasan tersebut hampir sepenuhnya diperhitungkan oleh suku bunga berjangka. Pasar kini juga sepenuhnya memperhitungkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan RBA mendatang pada 12 Agustus, yang akan menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,60%. Menurut jajak pendapat Reuters baru-baru ini, para ekonom yakin bank sentral dapat memangkas lagi sebelum akhir tahun, bahkan beberapa memperkirakan suku bunga akan turun menjadi 3,10% pada awal 2026.
Tanda-tanda pasar tenaga kerja yang mendingin dan inflasi yang mereda mendukung argumen untuk pelonggaran kebijakan lebih lanjut. IHK rata-rata Australia yang dipangkas turun menjadi 2,7%, dan tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4,3% pada bulan Juni. Meskipun demikian, semua bank besar Australia - ANZ, CBA, NAB, dan Westpac - memperkirakan suku bunga akan berada di 3,35% pada akhir tahun ini.
Menurut beberapa ekonom, RBA mungkin akan memberikan sinyal paling cepat minggu depan bahwa siklus pemangkasan suku bunganya hampir berakhir, yang berpotensi meredam ekspektasi pasar akan pelonggaran yang lebih dalam. Pergeseran ini terjadi ketika bank-bank sentral global mempertimbangkan dampak tarif pemerintahan Trump yang masih berlanjut terhadap inflasi dan prospek pertumbuhan.
Gubernur RBA Michele Bullock juga telah mengisyaratkan peningkatan risiko eksternal, dengan menyebutkan prospek global yang rapuh dan ketegangan tarif AS-Tiongkok yang sedang berlangsung, yang dapat memicu inflasi impor dan mengganggu arus komoditas, faktor kunci bagi ekonomi Australia yang bergantung pada perdagangan.
Para pedagang juga mencermati perkembangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Perundingan untuk memperpanjang gencatan senjata tarif 90 hari saat ini, yang akan berakhir pada 12 Agustus, dilaporkan sedang mengalami kemajuan, dengan kedua belah pihak menunjukkan optimisme yang hati-hati. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick pada hari Kamis menyatakan bahwa perpanjangan "kemungkinan besar", meskipun keputusan akhir masih menunggu persetujuan Presiden Trump.
Ke depannya, minggu depan dapat menjadi sangat penting bagi Dolar Australia, dengan berbagai katalis yang akan dipertimbangkan. Selain keputusan suku bunga RBA yang sangat dinantikan, Australia akan merilis data-data penting pasar tenaga kerja dan Indeks Harga Upah Q2, yang keduanya dapat memengaruhi proyeksi ke depan bank sentral.
Di Amerika Serikat, data inflasi dan konsumen yang akan datang, termasuk Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Produsen (IHP), Penjualan Ritel, dan pembacaan awal Indeks Sentimen Konsumen Michigan untuk bulan Agustus, akan membantu membentuk ekspektasi seputar potensi penurunan suku bunga The Fed pada bulan September. Sementara itu, perkembangan apa pun dalam negosiasi perdagangan AS-Tiongkok dapat semakin memengaruhi sentimen risiko, membuat AUD/USD rentan terhadap volatilitas yang lebih tinggi seiring berjalannya pekan ini.(Cay)
Sumber: Fxstreet
Dolar Australia (AUD) bergerak stabil terhadap Dolar AS (USD) pada Kamis(20/11) setelah keputusan suku bunga Bank Rakyat Tiongkok (PBoC). Bank sentral Tiongkok kembali menahan Suku Bunga Dasar Pinjama...
Dolar Australia turun ke kisaran $0,652 pada Senin(17/11) setelah dolar AS menguat tajam. Penguatan Greenback terjadi karena sejumlah pejabat The Fed mulai meragukan perlunya pemotongan suku bunga pad...
Dolar Australia stabil di sekitar $0,651 pada Kamis(6/11), menahan kenaikan belakangan ini setelah surplus perdagangan September melebar tajam ke AUD 3,94 miliar (vs revisi Agustus AUD 1,11 miliar), m...
Dolar Australia melemah ke kisaran $0,647, mencatatkan level terendah dalam sebelas minggu terakhir. Penurunan ini berlanjut seiring dengan meningkatnya sentimen risk-off di pasar global, yang membaya...
Dolar Australia (AUD) menguat terhadap Dolar AS (USD) pada hari Selasa, memperpanjang tren penguatannya untuk sesi kelima berturut-turut karena Greenback terus tertekan menjelang keputusan suku bunga ...
Harga perak dunia hari ini (21/11) masih bertahan di area sekitar $50-51 per troy ons, sedikit melemah dibanding hari sebelumnya tapi masih jauh di atas level awal tahun. Secara fundamental, pergerakan perak lagi "ketarik dua arah": di satu sisi,...
Yen Jepang bergerak stabil di dekat 157 per dolar pada hari Jumat(21/11), setelah sebelumnya terus melemah. Mata uang ini mulai "ngerem" setelah Menteri Keuangan Satsuki Katayama memberi sinyal bahwa pemerintah bisa melakukan intervensi jika...
Pasar saham Hong Kong dibuka melemah pada sesi pagi, dengan indeks acuan Hang Seng jatuh 375 poin atau 1,45% ke level 25.460. Tekanan jual terjadi hampir di seluruh pasar. Indeks Hang Seng China Enterprises turun 1,43% ke 9.012, sementara Indeks...
Bursa Eropa dibuka melemah pada hari Selasa(18/11) karena pasar global melemah akibat kekhawatiran baru atas saham-saham terkait AI.
Stoxx 600...
Klaim pengangguran awal di Amerika Serikat mencapai 232 ribu untuk pekan yang berakhir pada 18 Oktober, berdasarkan data dari situs web Departemen...
Federal Reserve yang terpecah belah memangkas suku bunga bulan lalu, meskipun banyak pembuat kebijakan memperingatkan bahwa menurunkan biaya...
Saham AS ditutup menguat pada sesi Rabu yang volatil, membalikkan sebagian aksi jual tajam dari empat sesi sebelumnya karena pasar mencerna rilis...