
Perekonomian global memasuki fase rapuh,pertumbuhan melambat, sementara bayang-bayang resesi belum benar-benar hilang. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia hanya sekitar 2,3% pada 2025, dengan pemulihan yang "lesu" di tahun-tahun berikutnya.
Di Amerika Serikat, beberapa model kini menilai probabilitas resesi di kisaran 20“40% hingga akhir 2025, menunjukkan risiko penurunan tetap nyata meski belum menjadi skenario dasar.
IMF juga mengingatkan bahwa ketidakpastian yang berkepanjangan, proteksionisme, dan kerentanan fiskal dapat menjadi pemicu guncangan berikutnya bagi ekonomi dunia.
Di sisi lain, inflasi global memang turun dari puncak krisis, tetapi masih belum kembali nyaman ke target. OECD mencatat inflasi negara-negara maju bertahan di sekitar 4,2% pada 2025, dan baru diperkirakan mereda lebih jauh pada 2026.
Laporan terbaru menunjukkan inflasi di kelompok G20 turun dari 6,2% menjadi sekitar 3,6% pada 2025, namun Amerika Serikat menjadi pengecualian karena inflasi diperkirakan justru tertahan sedikit di bawah 4% dan masih di atas target.
Di Eropa, inflasi sudah kembali mendekati 2% sehingga Bank Sentral Eropa (ECB) menahan suku bunga setelah sebelumnya memangkas total 200 basis poin sejak 2024, menandai fase baru di mana kekhawatiran bergeser dari inflasi tinggi ke risiko inflasi yang justru terlalu rendah.
Dalam konteks itu, perdebatan mengenai pemangkasan suku bunga (cut rate) menghangat di bank-bank sentral utama. The Federal Reserve AS baru saja memangkas suku bunga acuan seperempat poin ke kisaran 3,75“4,00% pada akhir Oktober dan mengakhiri pengetatan neraca, namun para pejabatnya kini terbelah soal perlu tidaknya pemotongan lanjutan pada Desember.
Gubernur Fed Christopher Waller secara terbuka mendorong pemangkasan lagi dengan alasan pasar tenaga kerja melemah dan tekanan inflasi sudah jauh mereda, sementara sebagian pejabat lain memilih berhati-hati, apalagi ekonomi baru saja diguncang shutdown pemerintah AS selama enam minggu yang menghapus miliaran dolar aktivitas dan mengacaukan aliran data resmi.
Di Eropa, ECB yang sudah lebih dulu memangkas suku bunga kini memberi sinyal ruang penurunan lanjutan hanya jika risiko inflasi terlalu rendah meningkat.
Bagi negara berkembang seperti Indonesia, dinamika resesi, inflasi, dan cut rate global ini akan menentukan arah arus modal, pergerakan nilai tukar, dan harga komoditas faktor yang pada akhirnya berimbas langsung pada daya beli dan aktivitas riil di dalam negeri.(cay)
Sumber: Newsmaker.id
Wakil Ketua Federal Reserve, Philip Jefferson, mengatakan pada hari Senin bahwa bank sentral AS perlu "melanjutkan secara perlahan" dengan pemangkasan suku bunga lebih lanjut karena bank sentral sedan...
Mengutip kekhawatiran tentang inflasi dan tanda-tanda stabilitas relatif di pasar tenaga kerja setelah dua kali pemangkasan suku bunga AS tahun ini, semakin banyak pembuat kebijakan Federal Reserve ya...
Para pejabat Federal Reserve semakin terpecah belah mengenai apakah akan memangkas suku bunga pada bulan Desember, lapor Nick Timiraos dari Wall Street Journal pada hari Selasa. Timiraos, yang dijulu...
Optimisme pasar keuangan global meningkat setelah data terbaru menunjukkan peluang kuat bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada Desember 2025. Menurut CME FedWatch Tool, probabi...
Gubernur Federal Reserve Stephen Miran mengatakan data inflasi yang lebih baik dari perkiraan dan tanda-tanda pelemahan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja menyerukan pemangkasan suku bunga ketig...
Dolar AS bergerak menguat tipis pada perdagangan Selasa malam waktu Asia (18/11), bertahan di kisaran indeks 99,4“99,6 setelah reli moderat dalam dua sesi sebelumnya. Data real-time menunjukkan Indeks Dolar AS berada sekitar 99,52 dengan kenaikan...
Emas (XAU/USD) stabil pada hari Selasa karena sentimen risk-off di seluruh pasar global mendorong sedikit peningkatan permintaan safe haven. Pada saat penulisan, XAU/USD diperdagangkan di kisaran $4.060, rebound setelah merosot ke $3.998 di awal...
Perekonomian global memasuki fase rapuh,pertumbuhan melambat, sementara bayang-bayang resesi belum benar-benar hilang. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia hanya sekitar 2,3% pada 2025, dengan pemulihan yang "lesu" di tahun-tahun...
Pasar saham Asia dibuka dengan pergerakan hati-hati pada awal pekan, dengan MSCI Asia Pacific naik tipis 0,2%. Kospi memimpin kenaikan, sementara...
Wakil Ketua Federal Reserve, Philip Jefferson, mengatakan pada hari Senin bahwa bank sentral AS perlu "melanjutkan secara perlahan" dengan...
Tiga indeks saham utama di AS bergerak mendatar pada hari Senin (17/11), karena investor bersiap menyambut kembalinya rilis data ekonomi dari...
Situasi geopolitik global kembali menunjukkan eskalasi, terutama di kawasan Asia-Pasifik. Insiden tabrakan kapal antara Coast Guard China dan...