
Fenomena window dressing diperkirakan kembali mewarnai pergerakan pasar keuangan sepanjang 2025, terutama menjelang penutupan setiap kuartal. Strategi ini umumnya dilakukan oleh manajer investasi untuk mempercantik kinerja portofolio dalam laporan periodik, yang kerap mendorong penguatan aset berisiko seperti saham. Namun, pergeseran sentimen tersebut juga membawa implikasi berbeda terhadap aset lindung nilai, khususnya emas. Kuartal I (Q1): Tekanan Terbatas bagi Emas Pada akhir Maret 2025, window dressing Q1 cenderung berskala moderat. Aliran dana mulai masuk ke saham unggulan setelah...
Bank sentral Australia mempertahankan suku bunga acuannya pada 4,35% untuk pertemuan kedelapan berturut-turut, sesuai dengan ekspektasi dari para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Berbeda dengan bank sentral lain di negara-negara maju, Reserve Bank of Australia menulis dalam pernyataannya bahwa "inflasi telah turun secara substansial sejak puncaknya pada tahun 2022," tetapi juga menambahkan bahwa inflasi yang mendasarinya terlalu tinggi. Prakiraan bank juga tidak melihat inflasi kembali secara berkelanjutan ke titik tengah targetnya sebesar 2%-3% hingga tahun 2026. (Arl) Sumber : CNBC
Bursa saham Asia kompak melemah pada Jumat, mengikuti kejatuhan Wall Street. Reli singkat saham teknologi yang sempat dipimpin Nvidia cepat memudar, sehingga investor kembali menghindari aset...
Pasangan mata uang EUR/USD mengawali pekan ini dengan nada sedikit melemah di sesi Asia, diperdagangkan di sekitar 1,1730, turun kurang dari 0,10% dalam sehari. Meski terkoreksi, euro masih berada...
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa Amerika Serikat (AS) mungkin akan menyimpan dan mungkin juga menjual minyak yang telah disita di lepas pantai Venezuela dalam beberapa pekan...