Saturday, 13 December 2025
Jakarta
--:--
Tokyo
--:--
Hongkong
--:--
New York
--:--
Trump Siap Bantu Ukraina, Tapi Geram karena Damai Tak Kunjung Jadi
Friday, 12 December 2025 07:54 WIB | GLOBAL ECONOMIC |Ekonomi Global

Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington bersedia memberikan bantuan keamanan kepada Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang dengan Rusia. Ia menegaskan, dukungan keamanan adalah faktor penting untuk menyelesaikan konflik tersebut. Namun, Trump juga menyatakan kekecewaannya karena menurutnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy belum cukup mudah menerima rencana perdamaian yang diajukan AS, sehingga menambah tekanan ke Kyiv yang sebelumnya menolak proposal yang dinilai terlalu menguntungkan Moskow.

Trump mengaku "sangat frustrasi" dengan lambatnya proses perundingan dan tidak ingin lagi terjebak dalam pertemuan tanpa hasil. Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan Trump "muak dengan pertemuan hanya demi pertemuan" dan kini menuntut tindakan nyata. AS bahkan belum memastikan apakah akan mengirim perwakilan ke pertemuan akhir pekan di Eropa terkait tawaran terbaru AS, yang disebut sebagai versi ringkas dari rencana 28 poin yang meminta konsesi besar dari Ukraina. Trump menegaskan, AS hanya akan hadir jika peluang tercapainya kesepakatan dinilai cukup besar.

Di sisi lain, Zelenskiy mulai membuka wacana untuk menggelar referendum di Ukraina, termasuk kemungkinan meminta rakyat memutuskan apakah akan menyerahkan wilayah Donbas kepada Rusia. Isu wilayah menjadi pusat perdebatan, karena Kremlin bersikeras Ukraina menarik pasukannya dari Donetsk dan Luhansk, dua wilayah timur yang gagal direbut penuh oleh militer Rusia selama hampir empat tahun perang. Zelenskiy sebelumnya juga telah menyerahkan draf rencana perdamaian 20 poin ke Gedung Putih, yang ia sebut sebagai "dokumen fundamental" untuk mengakhiri perang.

Meski Trump menyamakan proses ini dengan "kesepakatan real estat yang kompleks dikali seribu", situasi di lapangan jauh dari mudah. Ukraina menghadapi kekurangan personel militer, sementara pasukan Rusia terus meraih kemajuan darat secara perlahan. Kondisi ini membuat Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki sedikit insentif untuk mengakhiri invasi. Sementara bantuan militer langsung AS ke Ukraina telah berkurang drastis, Trump lebih mendorong sekutu NATO membeli senjata AS untuk dikirimkan ke Kyiv. Bentuk pasti jaminan keamanan dari AS masih belum jelas dan menjadi topik negosiasi intens antara Gedung Putih dan pejabat Ukraina dalam beberapa hari terakhir. (az)

Sumber: Newsmaker.id

RELATED NEWS
Trump Ancam Tarif Baru ke Meksiko Gara-gara Sengketa Air...
Tuesday, 9 December 2025 07:15 WIB

Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan 5% pada impor dari Meksiko jika negara tersebut tidak segera melepas pasokan air yang menurut pemerintah AS seharusnya dialirkan berdasar...

Bantuan Miliaran Dolar Trump untuk Petani, Obat Atau Luka Baru?...
Tuesday, 9 December 2025 07:11 WIB

Presiden Donald Trump mengumumkan paket bantuan senilai $11 miliar untuk para petani Amerika, terutama petani kedelai, yang terpukul oleh perang dagang dan jatuhnya harga tanaman pangan. Kebijakan tar...

Trump Kesal ke Zelenskiy, Bilang Rusia 'Baik-Baik Saja' dengan Proposal Damai...
Monday, 8 December 2025 07:54 WIB

Presiden AS Donald Trump mengaku kecewa dengan cara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menanggapi proposal perdamaian yang ditawarkan Washington untuk mengakhiri perang dengan Rusia. Menurut Trump, ...

Damai atau Cuma Dagang Mineral? Kesepakatan Trump di Kongo Dipertanyakan...
Friday, 5 December 2025 07:37 WIB

Presiden Donald Trump mengumumkan pakta perdamaian baru antara Rwanda dan Republik Demokratik Kongo, yang dikaitkan dengan akses Amerika Serikat ke mineral penting. Dalam pertemuan di Washington, Trum...

Kenapa Damai Ukraina Gagal?...
Wednesday, 3 December 2025 07:22 WIB

Pertemuan selama lima jam antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan utusan khusus Donald Trump, Steve Witkoff, serta menantunya Jared Kushner, di Kremlin tidak menghasilkan kesepakatan damai untuk meng...

LATEST NEWS
Dolar AS masih bergerak lesu

Dolar AS masih bergerak lesu setelah tekanan kuat pasca keputusan The Fed memangkas suku bunga 25 bps. Indeks Dolar AS (DXY) bertahan di area bawah dan cenderung melemah secara mingguan, karena pelaku pasar menilai kebijakan The Fed sekarang lebih...

Fed Masih Abu-Abu, Geopolitik Memanas: Emas Tetap Jadi Incaran

Emas (XAU/USD) naik sedikit pada hari Jumat karena para pedagang tampaknya mengambil keuntungan menjelang akhir pekan, namun tetap mempertahankan kenaikan lebih dari 0,51% setelah mencapai level tertinggi tujuh minggu di $4.353 karena para pedagang...

Saham AS Mengalami Penurunan Tajam di Akhir Pekan

Saham AS ditutup turun tajam pada hari Jumat karena penurunan tajam saham-saham teknologi terbesar yang dipimpin Broadcom memicu rotasi ke saham-saham siklikal dan defensif. S&P 500 turun 1% dan Dow Jones turun 0,4% setelah menyentuh rekor...

POPULAR NEWS
Fed Akan Memulai Pembelian Teknis Surat Utang Negara untuk Mengelola Likuiditas Pasar
Thursday, 11 December 2025 04:40 WIB

Federal Reserve pada hari Rabu mengatakan bahwa mereka akan mulai membeli obligasi pemerintah jangka pendek untuk membantu mengelola tingkat...

Asia Menghijau Setelah Fed Potong Bunga, Tapi Sinyal Jeda Bikin Waspada
Thursday, 11 December 2025 07:45 WIB

Pasar Asia-Pasifik dibuka menguat pada Kamis(11/12) pagi setelah Federal Reserve melakukan pemangkasan suku bunga ketiga tahun ini. The Fed...

Saham Eropa Sedikit Turun
Thursday, 11 December 2025 00:17 WIB

  Saham-saham Eropa sedikit turun pada hari Rabu (10/12) karena investor mengambil sikap hati-hati menjelang keputusan kebijakan Federal...

Tingkat Pekerjaan di Australia Menurun Secara Tak Terduga
Thursday, 11 December 2025 07:49 WIB

Jumlah pekerjaan di Australia turun 21.300 di November 2025, padahal pasar tadinya berharap naik 20.000. Total pekerja sekarang sekitar 14,66 juta...