Monday, 20 October 2025
Jakarta
--:--
Tokyo
--:--
Hongkong
--:--
New York
--:--
Dolar AS Melemah Setelah Pidato Powell di Jackson Hole
Saturday, 23 August 2025 05:04 WIB | US DOLLAR |DOLLAR

Nilai tukar Dolar Amerika Serikat (USD) melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada perdagangan Jumat, setelah pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, di forum tahunan Jackson Hole. Nada dovish yang disampaikan Powell semakin memperkuat keyakinan pasar bahwa bank sentral akan segera melonggarkan kebijakan moneter, dengan peluang pemangkasan suku bunga pada September mendatang kini mendekati 90%.

Powell Beri Isyarat Pelonggaran

Dalam pidatonya, Powell mengakui bahwa pasar tenaga kerja AS saat ini menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang cukup signifikan. Ia menggambarkan kondisi tersebut sebagai "keseimbangan aneh" karena penurunan terjadi baik di sisi pasokan maupun permintaan tenaga kerja. Walaupun inflasi masih berada di atas target 2%, Powell menilai perlambatan di sektor ketenagakerjaan memberikan ruang bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga tanpa menimbulkan risiko inflasi yang lebih tinggi.

Nada dovish ini langsung diterjemahkan pasar sebagai sinyal kuat bahwa Fed akan mengambil langkah pelonggaran moneter lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Menurut CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan FOMC bulan September naik tajam dari 74% menjadi hampir 90% setelah pidato tersebut.

Pasar Bereaksi Positif

Reaksi pasar keuangan global berlangsung cepat. Imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka 10 tahun turun signifikan, sementara indeks dolar (DXY) terkoreksi setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam 10 hari terakhir. Pelemahan dolar langsung memberi dorongan pada harga emas, yang kembali menguat di atas level $3.329 per ons, serta mendorong mata uang utama lain seperti euro, yen, dan franc Swiss.

Pasar saham juga mencatatkan lonjakan. Indeks S&P 500 menguat sekitar 1,6%, sementara indeks Russell 2000 yang berisi saham-saham berkapitalisasi kecil melonjak hingga 3,6%. Sektor perumahan, yang sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga, bahkan naik sekitar 4,5%.

Tekanan Struktural pada Dolar

Selain faktor pidato Powell, pelemahan dolar juga dipicu oleh kondisi struktural. Beberapa analis mencatat bahwa penurunan suku bunga di AS diperkirakan akan berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan bank sentral utama lain seperti ECB (Eropa) dan BoJ (Jepang). Ketidakseimbangan kebijakan ini membuat investor global cenderung mengurangi eksposur dolar dalam portofolio mereka.

Bank of America dalam laporannya menambahkan, meningkatnya praktik currency hedging oleh investor asing juga menekan permintaan dolar. Banyak lembaga keuangan global yang mulai mengalihkan sebagian aset berdenominasi dolar ke instrumen emas dan obligasi negara lain, untuk melindungi diri dari risiko pelemahan lebih lanjut.

Tantangan The Fed ke Depan

Meski pasar menyambut positif arah kebijakan Fed yang lebih longgar, tantangan besar masih menanti. Inflasi AS tetap bertahan di atas target 2%, sebagian karena dampak kenaikan tarif impor yang diberlakukan pemerintahan Trump. Hal ini bisa membatasi ruang The Fed untuk menurunkan suku bunga secara agresif.

Selain itu, tekanan politik terhadap bank sentral semakin meningkat. Kritik terbuka Presiden Trump terhadap The Fed dan ancaman untuk memecat salah satu gubernurnya memunculkan pertanyaan mengenai independensi lembaga tersebut. Ketidakpastian politik ini menjadi salah satu faktor tambahan yang berpotensi mengguncang pasar keuangan global.

Kesimpulan

Pelemahan dolar AS hari ini terutama disebabkan oleh kombinasi faktor fundamental: sinyal dovish dari Jerome Powell di Jackson Hole, meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga pada September, penurunan imbal hasil obligasi, serta perubahan struktural dalam aliran modal global. Walaupun tren jangka pendek menunjukkan tekanan terhadap dolar, arah selanjutnya sangat bergantung pada data ekonomi AS berikutnya terutama inflasi dan tenaga kerja serta seberapa jauh The Fed berani melonggarkan kebijakan moneter di tengah tekanan politik dan risiko geopolitik global.(CP)

Sumber: Newsmaker.id

RELATED NEWS
Dolar & Yield AS Turun: Bank Regional Bikin Waswas...
Friday, 17 October 2025 12:21 WIB

Dolar AS dan imbal hasil Treasury kompak turun setelah Zions Bancorp dan Western Alliance mengaku jadi korban fraud pada pinjaman ke dana yang berinvestasi di hipotek komersial bermasalah. Bloomberg D...

Dolar Melemah Akibat Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga...
Thursday, 16 October 2025 19:10 WIB

Dolar AS melemah pada hari Kamis karena meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve tahun ini, sementara tanda-tanda kesepakatan politik Prancis membantu euro. Pa...

Dolar Melemah Setelah Pidato Powell...
Wednesday, 15 October 2025 18:58 WIB

Mata uang AS melemah setelah pidato Jerome Powell pada hari Selasa, di mana Ketua Federal Reserve tersebut membuka peluang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut dengan mengatakan bahwa pasar tenaga ...

Dolar menguat dalam perdagangan yang fluktuatif...
Tuesday, 14 October 2025 17:38 WIB

Dolar AS berfluktuasi pada hari Selasa, karena investor mencoba memperkirakan durasi gejolak ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok. Presiden AS Donald Trump tampaknya telah mengendalikan reto...

Dolar Stagnan di tengah perdagangan yang fluktuatif...
Monday, 13 October 2025 18:35 WIB

Dolar AS menemukan support di area 98,80 setelah melemah dari kisaran tengah 99,00 pada hari Jumat, menyusul ancaman Trump untuk mengenakan tarif 100% terhadap Tiongkok. Indeks memangkas kerugian pada...

LATEST NEWS
Wall Street Menguat Saat Kekhawatiran Perdagangan Mereda

Saham-saham di AS menguat pada hari Jumat(17/10) karena investor bereaksi positif terhadap pernyataan Presiden Trump yang meredakan kekhawatiran akan eskalasi perdagangan lebih lanjut dengan Tiongkok, sementara saham-saham bank regional rebound...

Oil Terkoreksi Konflik Mendingin, Output & Stok Menekan

Harga minyak mencatat sedikit kenaikan pada hari Jumat(17/10), tetapi hampir mengalami kerugian mingguan hampir 3% setelah IEA memperkirakan kelebihan pasokan yang semakin besar, dan Presiden AS Donald Trump serta Presiden Rusia Vladimir Putin...

Emas Anjlok 2% Usai Rekor, Nada Trump Melunak

Harga emas (XAU/USD) turun 2% setelah mencapai rekor tertinggi di $4.379 pada hari Jumat(17/10), jatuh di bawah $4.250, dipicu oleh komentar Presiden AS Donald Trump bahwa tarif tiga digit terhadap Tiongkok tidak berkelanjutan. Saat artikel ini...

POPULAR NEWS
Gubernur The Fed, Christopher Waller, mendukung pemangkasan suku bunga pada bulan Oktober
Friday, 17 October 2025 17:46 WIB

Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller, mengatakan pada hari Kamis bahwa ia mendukung pemangkasan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan...

Ekuitas AS Terkoreksi, Kekhawatiran Dagang Menguat
Friday, 17 October 2025 04:00 WIB

Saham-saham Wall Street melemah pada hari Kamis(16/10), kehilangan keuntungan sebelumnya karena kekhawatiran kredit yang kembali muncul dan...

Saham AS Berusaha Rebound
Friday, 17 October 2025 21:22 WIB

Tiga indeks saham utama AS berfluktuasi antara kenaikan dan penurunan tipis pada hari Jumat (17/10), dalam sesi yang berpotensi kembali bergejolak....

Emas–Perak Rekor, Ekuitas Asia Loyo
Friday, 17 October 2025 07:24 WIB

Saham Asia tergelincir saat pembukaan Jumat setelah sentimen risiko memudar di Wall Street, menyusul kabar kredit macet di dua bank AS yang...