Saturday, 08 November 2025
Jakarta
--:--
Tokyo
--:--
Hongkong
--:--
New York
--:--
Tarif Trump Berlaku, Dolar & Imbal Hasil Treasury Langsung Reaksi
Wednesday, 16 July 2025 09:18 WIB | US DOLLAR |DOLLAR

Dolar AS dan imbal hasil Treasury sedikit menguat pada hari Rabu (15/7), yang pada gilirannya terus menekan yen setelah laporan inflasi AS terbaru menunjukkan tanda-tanda bahwa tarif Presiden Donald Trump mulai menekan harga.

Kenaikan harga berbagai barang seperti kopi, peralatan audio, dan perabot rumah tangga mendorong laju inflasi lebih tinggi pada bulan Juni, dengan kenaikan substansial pada harga barang-barang impor yang banyak tersebut.

Hal ini mendorong dolar dan imbal hasil obligasi lebih tinggi karena investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini.

Lonjakan dolar AS paling terlihat terhadap yen, karena mendorong mata uang Jepang tersebut ke level terendah empat bulan di 149,03 yen semalam. Dolar AS terakhir diperdagangkan pada 148,90 yen.

Euro dan poundsterling juga melemah mendekati level terendah tiga minggu yang dicapai pada sesi sebelumnya, dan terakhir dibeli masing-masing di $1,1608 dan $1,3394. Para pedagang kini memperkirakan pelonggaran kebijakan The Fed sebesar sekitar 43 basis poin pada bulan Desember, turun dari sedikit di atas 50 bps pada awal pekan.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tetap tinggi pada hari Rabu, dengan imbal hasil acuan 10-tahun mencapai level tertinggi satu bulan di 4,4950%.

Imbal hasil dua tahun stabil di 3,9503%, setelah naik sekitar 6 bps pada sesi sebelumnya.

Hal ini membuat dolar AS tetap terdukung terhadap sekeranjang mata uang, karena nilainya mendekati level tertinggi satu bulan di 98,60.

Di tempat lain, dolar Australia menguat 0,02% menjadi $0,6517 setelah turun 0,45% pada hari Selasa. Dolar Selandia Baru naik 0,17% menjadi $0,5955.

Yang juga membebani pikiran investor adalah prospek bahwa penerus Powell nantinya bisa jadi seseorang yang lebih cenderung menurunkan suku bunga, yang berpotensi memicu kenaikan harga.

Trump telah mengecam Powell selama berbulan-bulan karena tidak melonggarkan kebijakan moneternya dan berulang kali mendesaknya untuk mengundurkan diri. Pada hari Selasa, Trump mengatakan bahwa pembengkakan biaya renovasi kantor pusat The Fed di Washington senilai $2,5 miliar dapat berujung pada pemecatan.

Dalam hal perdagangan, Trump pada hari Selasa mengatakan bahwa AS akan mengenakan tarif sebesar 19% untuk barang-barang dari Indonesia berdasarkan perjanjian dengan negara Asia Tenggara tersebut dan bahwa lebih banyak kesepakatan sedang digodok.

Ia juga mengatakan bahwa surat pemberitahuan tarif kepada negara-negara yang lebih kecil akan segera dikirimkan, dan bahwa pemerintahannya kemungkinan akan menetapkan tarif "sedikit di atas 10%" untuk negara-negara tersebut. (Azf)

Sumber: Reuters

RELATED NEWS
Dolar turun dipicu data tenaga kerja AS yang mengecewakan....
Friday, 7 November 2025 23:37 WIB

Harga dolar turun lantaran data tenaga kerja AS yang mengecewakan pelaporan pemutusan hubungan kerja (PHK) di AS mencapai lebih dari 150.000 pada Oktober, tertinggi dalam lebih dari 20 tahun. Faktor ...

USD Rebound di Awal Eropa...
Friday, 7 November 2025 16:33 WIB

Dolar AS memangkas kerugian pada hari Jumat (7/11) karena investor waspada terhadap risiko ditengah aksi jual yang kembali di Wall Street, karena kekhawatiran akan gelembung AI masih ada. Indeks USD, ...

Dolar menguat seiring rebound data penggajian swasta AS di bulan Oktober...
Wednesday, 5 November 2025 23:12 WIB

Dolar AS menguat tipis pada hari Rabu, melanjutkan penguatannya dari pekan lalu di tengah keraguan mengenai prospek pemangkasan suku bunga The Fed berikutnya tahun ini dan data penggajian swasta yang ...

Dolar Menguat, Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga Meningkat...
Tuesday, 4 November 2025 17:34 WIB

Dolar AS bertahan di dekat level tertinggi tiga bulan pada hari Selasa(4/11) karena Federal Reserve yang terpecah mendorong para pedagang untuk mengurangi taruhan mereka pada penurunan suku bunga, sem...

Dolar AS Mencapai Puncak Tiga Bulan, Uji Rekor Terbaru...
Monday, 3 November 2025 17:14 WIB

Dolar AS bertahan di dekat level tertinggi tiga bulan pada hari Senin(3/11) menjelang data ekonomi minggu ini yang hanya akan memberikan petunjuk samar tentang kesehatan ekonomi AS dan dapat memperkua...

LATEST NEWS
Gold Kembali Menguat

Karena ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) bakal memangkas suku bunga ini membuat daya tarik emas naik karena imbal hasil aset-pendapatan tetap (seperti obligasi) makin rendah. Dolar AS melemah, sehingga emas yang dihargakan dalam dolar...

Dolar turun dipicu data tenaga kerja AS yang mengecewakan.

Harga dolar turun lantaran data tenaga kerja AS yang mengecewakan pelaporan pemutusan hubungan kerja (PHK) di AS mencapai lebih dari 150.000 pada Oktober, tertinggi dalam lebih dari 20 tahun. Faktor lainnya: pasar kini melihat kemungkinan bahwa...

Data Klasik ke Data Kekinian: Strategi Baru The Fed

Dua minggu sebelum pertemuan terakhir Federal Reserve AS, dengan ditutupnya keran data pemerintah federal, staf The Fed Atlanta memperkuat pandangan mereka tentang ekonomi dengan menganalisis bagaimana survei eksekutif bisnis sebelumnya selaras...

POPULAR NEWS
Pasar Asia Terseret Penurunan Saham AI
Wednesday, 5 November 2025 07:22 WIB

Pasar Asia-Pasifik mengalami penurunan pada hari Rabu, mengikuti penurunan yang terjadi di Wall Street, yang dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap...

PMI Jasa ISM AS Diperkirakan Sedikit Menguat pada Oktober
Wednesday, 5 November 2025 18:51 WIB

Institute for Supply Management (ISM) dijadwalkan merilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) Jasa untuk bulan Oktober pada hari Rabu. Laporan tersebut,...

PMI Jasa ISM AS Tertinggi Sejak Februari
Wednesday, 5 November 2025 22:12 WIB

PMI Jasa ISM naik menjadi 52,4 pada Oktober 2025 dari 50 pada September, melampaui perkiraan 50,8, menunjukkan ekspansi terkuat di sektor jasa sejak...

Saham Eropa Melemah, Saham Teknologi Pimpin Penurunan
Wednesday, 5 November 2025 15:41 WIB

Saham-saham Eropa dibuka di wilayah negatif pada hari Rabu(5/11), mencerminkan penurunan global karena meningkatnya kekhawatiran atas valuasi...