Friday, 12 September 2025
Jakarta
--:--
Tokyo
--:--
Hongkong
--:--
New York
--:--
Dolar Tetap Perkasa di Tengah Badai Tarif Baru Trump
Monday, 14 July 2025 19:57 WIB | US DOLLAR |DOLLAR

Dolar AS (USD) mengawali pekan ini dengan bias positif, mempertahankan penguatan pekan lalu seiring para pedagang merespons kembalinya ketegangan perdagangan. Namun, Greenback diperdagangkan sedikit melemah hari ini karena investor bersikap hati-hati. Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump kembali menarik perhatian dengan menambahkan Uni Eropa (UE) dan Meksiko ke dalam daftar target tarifnya yang terus bertambah.

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, bertahan di dekat level tertinggi dua minggu. Saat artikel ini ditulis, indeks tersebut berkonsolidasi tepat di bawah level 98,00, diperdagangkan di kisaran 97,80 selama sesi perdagangan Eropa.

Meskipun momentum kenaikan pekan lalu sebagian besar masih terjaga, DXY kesulitan menembus titik pertemuan level-level resistance utama. Para investor kini mengalihkan perhatian mereka pada data Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Juni, yang dijadwalkan rilis pada hari Selasa, yang dapat memberikan arah baru bagi Dolar AS dan membentuk kembali ekspektasi seputar langkah kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) selanjutnya.

Selama akhir pekan, Presiden Trump, dengan gaya khasnya, kembali memicu ketegangan perdagangan dengan mengeluarkan surat peringatan kepada Uni Eropa dan Meksiko, mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif baru yang luas mulai 1 Agustus.

Dalam suratnya kepada Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, Trump menyatakan bahwa AS akan menerapkan tarif 30% untuk semua barang Uni Eropa kecuali blok tersebut menawarkan "akses pasar terbuka yang lengkap bagi Amerika Serikat." Ia mengkritik Uni Eropa atas "defisit perdagangan jangka panjang, besar, dan persisten," menyebut hubungan tersebut "jauh dari timbal balik." Ia memperingatkan bahwa jika Uni Eropa membalas, "berapa pun jumlah yang Anda pilih untuk menaikkannya akan ditambahkan ke tarif 30% yang kami kenakan."

Dalam surat terpisah kepada Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, Trump mengaitkan ancaman tarif dengan perdagangan fentanil, menuduh Meksiko tidak berbuat cukup banyak untuk menghentikan kartel-kartel tersebut. "Meksiko masih belum menghentikan kartel-kartel yang mencoba mengubah seluruh Amerika Utara menjadi arena perdagangan narkoba," tulisnya. Tarif serupa sebesar 30% untuk impor Meksiko juga akan berlaku bulan depan kecuali Meksiko mengambil tindakan yang lebih tegas.

Meskipun kedua surat tersebut bernada agresif, Trump tetap membuka kemungkinan penyesuaian di masa mendatang, dengan mengatakan bahwa tarif "dapat dimodifikasi, naik atau turun, tergantung pada hubungan kami dengan negara Anda." (alg)

Sumber: FXstreet

RELATED NEWS
Dolar Sideways, Risiko CPI di Depan...
Thursday, 11 September 2025 08:24 WIB

Dolar AS stabil di awal sesi Asia setelah data PPI turun 0,1% pada Agustus, memperkuat harapan The Fed memangkas suku bunga pekan depan. Dollar Index naik tipis ke 97,822, menandai kenaikan tiga hari ...

Geopolitik Memanas, Dolar Menguat Jelang Rilis Inflasi AS...
Wednesday, 10 September 2025 15:56 WIB

Dolar AS bertahan stabil pada hari Rabu(10/9) menjelang data inflasi AS minggu ini yang dapat membantu membentuk prospek kebijakan Federal Reserve, sementara kondisi geopolitik yang menegangkan menopa...

Pasar Waspada, Dolar Bergerak Sideways...
Wednesday, 10 September 2025 09:35 WIB

Indeks dolar bertahan di sekitar level 97,8 pada Rabu(10/9) setelah menguat di sesi sebelumnya, seiring para investor menunggu rilis data inflasi penting yang dapat memengaruhi arah kebijakan Federal ...

Dolar Menguat Diikuti Imbal Hasil Obligasi Jelang Data CPI...
Wednesday, 10 September 2025 02:43 WIB

Indeks Dolar Bloomberg naik 0,2% pada perdagangan akhir di New York, seiring kenaikan imbal hasil obligasi AS. Investor kini fokus pada rilis data inflasi konsumen (CPI) pekan ini untuk mencari petun...

Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga Dorong Dolar Merosot...
Tuesday, 9 September 2025 19:34 WIB

Dolar mencapai level terendah dalam tujuh minggu pada hari Selasa karena investor bersiap menghadapi revisi data AS yang dapat mengindikasikan pasar ketenagakerjaan dalam kondisi yang lebih buruk dari...

LATEST NEWS
Emas Terkoreksi Setelah Cetak Rekor

Harga emas memangkas sebagian penurunan sebelumnya pada hari Kamis, namun tetap negatif pada hari itu, turun lebih dari 0,14% karena data inflasi konsumen terbaru sesuai dengan perkiraan. Meskipun demikian, data ketenagakerjaan lebih besar daripada...

Harga minyak anjlok 2% akibat kelebihan pasokan

Harga minyak anjlok sekitar 2% pada hari Kamis di tengah kekhawatiran melemahnya permintaan AS dan kelebihan pasokan yang luas, yang mengimbangi ancaman terhadap produksi akibat konflik di Timur Tengah dan perang di Ukraina. Harga minyak mentah...

Presiden UEA ke Teluk pasca Serangan Israel di Doha

Kunjungan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan ke negara-negara Teluk bertujuan untuk mengoordinasikan posisi pascaserangan Israel hari Selasa terhadap para pemimpin Hamas di Doha, kata penasihat diplomatiknya pada hari...

POPULAR NEWS
Revisi NFP Jadi Sinyal Rate Cut 50 bps?
Tuesday, 9 September 2025 04:05 WIB

Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (BLS) akan menerbitkan revisi acuan awal tahun 2025 untuk Data Survei Perusahaan pada hari Selasa, 9...

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga setelah data PPI
Thursday, 11 September 2025 01:30 WIB

The Federal Reserve kemungkinan akan memulai serangkaian pemangkasan suku bunga minggu depan dan terus berlanjut hingga akhir tahun, para pedagang...

PPI AS Turun Dari Perkiraan
Wednesday, 10 September 2025 19:39 WIB

Inflasi produsen di Amerika Serikat, yang diukur dengan perubahan Indeks Harga Produsen (IHP), turun menjadi 2,6% secara tahunan pada bulan Agustus...

Revisi Data NFP Tahunan Tunjukkan Pelemahan Ketenagakerjaan AS
Tuesday, 9 September 2025 21:13 WIB

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari Selasa (9/9) bahwa estimasi awal revisi patokan nasional Statistik Ketenagakerjaan Saat Ini...