Wednesday, 17 December 2025
Jakarta
--:--
Tokyo
--:--
Hongkong
--:--
New York
--:--
Trump Tekan Rusia: Kesepakatan Ukraina atau Tarif 100% Menanti
Tuesday, 15 July 2025 01:43 WIB | ECONOMY |AmerikaRusia

Presiden Donald Trump pada hari Senin mengancam akan mengenakan "tarif sekunder" pada mitra dagang Rusia "sekitar 100%" jika Presiden Vladimir Putin tidak menyetujui kesepakatan untuk mengakhiri invasinya ke Ukraina dalam 50 hari.

"Kami sangat, sangat tidak puas dengan mereka, dan kami akan menerapkan tarif yang sangat ketat, jika tidak ada kesepakatan dalam 50 hari, tarif sekitar 100%, mereka menyebutnya tarif sekunder," kata Trump dari Gedung Putih saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte.

Presiden mengatakan bahwa ia "kecewa" dengan Putin, karena ia mengira mereka sudah mencapai kesepakatan beberapa bulan yang lalu.

Jika kesepakatan gencatan senjata tidak tercapai pada bulan September, kata Trump, "kami akan menerapkan tarif sekunder."

Trump juga mengumumkan pada hari Senin bahwa Amerika Serikat akan mengirimkan "peralatan militer senilai miliaran dolar" yang dibeli dari perusahaan-perusahaan Amerika, dibayar oleh negara-negara Eropa, dan dikirimkan kepada sekutu NATO untuk kemudian dikirim ke Ukraina.

Pengumuman Trump ini, ditambah dengan ancaman tarif sekunder terhadap Rusia, menandai pergeseran dukungan presiden terhadap Ukraina, dan menggarisbawahi rasa frustrasinya yang semakin besar terhadap pemimpin Rusia tersebut.

Tarif sekunder Trump akan mengenakan pungutan kepada negara dan entitas yang membeli ekspor Rusia.

Tarif ini dapat berdampak sangat besar pada negara-negara yang bergantung pada bahan bakar fosil Rusia sebagai bagian dari rencana energi mereka, seperti Tiongkok, India, Brasil, dan Turki.

Ini bukan pertama kalinya Trump mengancam akan mengenakan "tarif sekunder" kepada Rusia atas perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina.

Ini juga bukan pertama kalinya Trump mengeluarkan peringatan semacam itu terhadap musuh.

Pada bulan Maret, Trump mengatakan bahwa negara-negara yang membeli minyak dan gas dari Venezuela akan dikenakan pungutan sebesar 25%, dan pada bulan Mei ia mengancam akan mengenakan pungutan serupa kepada negara-negara yang mengimpor minyak Iran.

"Tarif sekunder" terhadap Venezuela telah menekan Tiongkok dengan sangat keras sebagai importir minyak Venezuela terbesar.

Namun, komentar Trump pada hari Senin meningkatkan ancamannya terhadap Rusia dengan batas waktu di bulan September.

Pada bulan Maret, Trump mengatakan bahwa, "Jika Rusia dan saya tidak dapat mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertumpahan darah di Ukraina... dan jika saya pikir itu adalah kesalahan Rusia, saya akan mengenakan tarif sekunder pada minyak, pada semua minyak yang keluar dari Rusia.

Pada hari Senin, belum jelas produk apa yang akan terdampak oleh ancaman tarif sekunder terbaru Trump.(Cay)

Sumber: CNBC

RELATED NEWS
Bessent memperkirakan penurunan inflasi pada paruh pertama tahun 2026...
Tuesday, 16 December 2025 23:12 WIB

Menteri Keuangan Scott Bessent memperkirakan penurunan inflasi yang signifikan selama enam bulan pertama tahun 2026, menurut pernyataan yang disampaikan Selasa di Fox Business. Bessent mengindikasika...

Data Ritel AS Lesu: Sektor Otomotif Jadi Penyebabnya...
Tuesday, 16 December 2025 21:16 WIB

Penjualan ritel AS sedikit berubah pada bulan Oktober karena penurunan di dealer mobil dan penerimaan bensin yang lebih lemah mengimbangi pengeluaran yang lebih kuat di kategori lain. Nilai pembelian...

Data Kerja AS Bikin Bingung: Naik, Tapi Bersamaan Dengan Tingkat Pengangguran...
Tuesday, 16 December 2025 20:59 WIB

Pertumbuhan lapangan kerja di AS tetap lambat pada bulan November dan tingkat pengangguran naik ke level tertinggi dalam empat tahun, menunjukkan pendinginan berkelanjutan di pasar tenaga kerja setela...

Data Pekerjaan AS Lebih Kuat dari Prediksi...
Tuesday, 16 December 2025 20:39 WIB

Jumlah Pekerja Non-Pertanian (NFP) di Amerika Serikat (AS) naik 64.000 pada November, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) pada hari Selasa. Angka ini lebih baik dari ekspektasi pasar ...

Bessent: Tunggu Januari, Seleksi Ketua The Fed Belum Kelar...
Tuesday, 16 December 2025 20:08 WIB

Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan ada satu atau dua wawancara lagi minggu ini untuk ketua Federal Reserve berikutnya, dengan kemungkinan pengumuman oleh Presiden Donald Trump sekitar awal Janu...

LATEST NEWS
Yen Bergerak Hati-Hati Menjelang Keputusan BoJ

Yen Jepang sedikit melemah selama sesi Asia pada hari Rabu(17/12), seiring investor memilih berhati-hati menunggu pembaruan kebijakan Bank Sentral Jepang (BoJ). Fokus pasar kini tertuju pada pertemuan BoJ selama dua hari yang akan digelar Jumat...

Brent Oil Tertekan, Pasar Khawatir Pasokan Melimpah

Harga minyak Brent stabil di bawah US$59 per barel setelah beberapa hari mengalami penurunan tajam. Kekhawatiran pasar terhadap kelebihan pasokan global, didorong oleh kembalinya produksi OPEC+ dan produsen lain, membuat harga sulit bangkit meski...

Perak Stagnan, Investor Tunggu Sinyal The Fed

Harga perak bergerak terbatas seiring investor mencermati data ketenagakerjaan AS yang melemah namun belum cukup mendorong ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Sikap Federal Reserve yang masih berhati-hati membuat minat beli terhadap...

POPULAR NEWS
Williams: Kebijakan Fed Udah Pas,Inflasi Diprediksi Melambat di 2026
Monday, 15 December 2025 23:13 WIB

Presiden Federal Reserve New York, John Williams, mengatakan pada hari Senin bahwa pemotongan suku bunga bank sentral AS pekan lalu menempatkannya...

Bursa AS Melonjak, Inflasi Dianggap Jinak
Monday, 15 December 2025 21:47 WIB

Saham-saham AS naik pada hari Senin (15/12) dipimpin oleh berbagai nama karena para pedagang berspekulasi data yang akan dirilis pekan ini akan...

Saham Asia Merah Lagi-Tanda Bubble AI Mulai Retak?
Monday, 15 December 2025 07:30 WIB

Bursa Asia dibuka melemah di pekan perdagangan penuh terakhir 2025, dipicu kekhawatiran soal prospek laba perusahaan teknologi dan belanja AI yang...

Euro Melemah Tipis, Dolar Bangkit Pelan, Tren Berbalik atau Cuma Nafas Sebentar?
Monday, 15 December 2025 08:23 WIB

Pasangan mata uang EUR/USD mengawali pekan ini dengan nada sedikit melemah di sesi Asia, diperdagangkan di sekitar 1,1730, turun kurang dari 0,10%...