Presiden AS Donald Trump mulai menelepon pemimpin Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis (03/7), langkah terbaru dalam upayanya untuk menengahi berakhirnya perang di Ukraina. Panggilan telepon tersebut sedang berlangsung menurut layanan berita Tass milik pemerintah Rusia, yang mengatakan Kremlin akan memberi pengarahan kepada wartawan setelah selesai.

Trump telah mengumumkan pembicaraan tersebut sebelumnya di media sosial, dengan menulis: "Akan berbicara dengan Presiden Putin dari Rusia pada pukul 10:00 pagi. Terima kasih!" Presiden juga kemungkinan akan menelepon mitranya dari Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Jumat, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.

Panggilan telepon tersebut menyusul keputusan pemerintahan Trump awal minggu ini untuk menghentikan sementara transfer peluru artileri dan pertahanan udara ke Ukraina, sebuah langkah yang mengejutkan Kyiv dan sekutunya. Keputusan AS tersebut muncul beberapa hari setelah Rusia menghantam Ukraina dengan serangan udara yang memecahkan rekor dalam perang yang kini telah memasuki tahun keempat.

Sebelumnya: Zelenskiy Akan Membahas Penghentian Pengiriman Senjata AS dengan Trump

Gedung Putih mengatakan penghentian pengiriman senjata dilakukan setelah peninjauan stok amunisi AS dan kekhawatiran bahwa jumlah tersebut telah turun terlalu rendah. Di antara senjata yang dihentikan adalah peluru artileri 155mm dan baterai pertahanan udara Patriot. Senjata-senjata tersebut sangat penting bagi Ukraina karena berupaya menangkal serangan pesawat nirawak dan rudal Rusia yang mematikan.

Trump mulai menjabat dengan janji untuk segera mengakhiri perang di Ukraina tetapi upaya tersebut gagal mendapatkan dukungan, dengan Putin menolak seruan untuk menghentikan pertempuran dan menolak permintaan untuk bertemu langsung dengan Zelenskiy. Diskusi tingkat rendah antara Rusia dan Ukraina telah melihat pertukaran tahanan tetapi belum mengamankan terobosan yang lebih besar untuk mengakhiri perang.

Trump semakin frustrasi, terkadang menunjukkan bahwa ia bersedia meninggalkan upayanya jika ia tidak percaya kedua negara serius dalam mencari perdamaian. Prospek itu telah membuat khawatir sekutu Kyiv, yang khawatir bahwa Trump mungkin meninggalkan Ukraina. Trump juga tidak bersedia menjanjikan dukungan AS untuk pasukan keamanan potensial guna membantu mempertahankan gencatan senjata di masa mendatang. Presiden AS telah mengindikasikan bahwa ia tidak akan memperbarui dukungan militer AS untuk Ukraina, yang akan berakhir musim panas ini.

Dalam panggilan telepon terakhir mereka bulan lalu, Trump dan Putin juga membahas konflik antara Israel dan Iran. Rusia adalah sekutu Republik Islam, dan Putin telah menawarkan diri untuk bertindak sebagai mediator di Timur Tengah, di mana ketegangan atas program nuklir Iran tetap tinggi bahkan setelah Trump menjadi penengah gencatan senjata dengan Israel.(alg)

Sumber: Bloomberg