Tuesday, 28 October 2025
Jakarta
--:--
Tokyo
--:--
Hongkong
--:--
New York
--:--
Indikator Inflasi Bulanan Australia Membuka Pintu bagi Pemangkasan Suku Bunga RBA
Wednesday, 26 March 2025 08:07 WIB | ECONOMY |CPIEkonomi Australia

Indikator inflasi bulanan Australia menunjukkan tekanan harga terus mereda pada bulan Februari, sehingga membuka peluang bagi Bank Sentral Australia untuk memangkas suku bunga lebih lanjut, mungkin paling cepat bulan depan.

Indikator inflasi naik 2,4% dalam 12 bulan hingga Februari, sedikit di bawah ekspektasi pasar dan berada dalam kisaran target RBA, menurut Biro Statistik Australia pada hari Rabu (26/3).

Data untuk bulan Februari muncul setelah indikator tersebut bertahan stabil di angka 2,5% selama dua bulan sebelumnya.

Titik-titik panas kenaikan harga selama setahun terakhir terjadi pada makanan dan minuman nonalkohol, alkohol dan tembakau, serta perumahan.

Data menunjukkan inflasi rata-rata tahunan yang dipangkas sebesar 2,7% pada bulan Februari 2025, turun sedikit dari 2,8% pada bulan Januari. Data tersebut muncul saat Bendahara Jim Chalmers mendeklarasikan kemenangan atas inflasi dalam anggaran federal untuk tahun 2025-26 pada hari Selasa, dan saat RBA mengisyaratkan langkah-langkah selanjutnya untuk menurunkan suku bunga akan bergantung pada data.

Dewan bank sentral bertemu pada hari Senin untuk rapat kebijakan dua hari, setelah secara tentatif menurunkan suku bunga tunai resmi untuk pertama kalinya sejak tahun 2020 pada bulan Februari.

Inflasi perumahan tahunan adalah 1,8%, turun dari 2,1% pada bulan Januari, data menunjukkan.

Sewa naik 5,5% dalam 12 bulan hingga Februari, menyusul kenaikan 5,8% dalam 12 bulan hingga Januari, pertumbuhan tahunan terendah dalam harga sewa sejak Maret 2023.

Penurunan inflasi perumahan tahunan didorong oleh penurunan harga listrik karena pembayaran rabat energi pemerintah kepada rumah tangga, kata ABS.

Harga bahan bakar otomotif turun 5,5% sepanjang tahun, menyusul penurunan 1,9% dalam 12 bulan hingga Januari, menurut ABS.

Sumber : Bloomberg

RELATED NEWS
PMI Komposit S&P Global AS Naik ke 54,8 pada Oktober...
Friday, 24 October 2025 21:21 WIB

Aktivitas bisnis di sektor swasta Amerika Serikat (AS) tumbuh dalam laju yang sehat pada Oktober, dengan S&P Global Composite Purchasing Managers' Index (PMI) versi estimasi awal (flash) meningkat ke ...

IHK AS Naik 3% untuk Laporan September...
Friday, 24 October 2025 19:50 WIB

Tingkat inflasi tahunan di AS naik menjadi 3% pada September 2025, tertinggi sejak Januari, dari 2,9% pada Agustus dan di bawah perkiraan 3,1%. Indeks energi naik 2,8% dan indeks makanan naik 3,1%. Se...

Trump mengakhiri semua negosiasi perdagangan dengan Kanada...
Friday, 24 October 2025 14:52 WIB

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa semua negosiasi perdagangan dengan Kanada telah dihentikan, menuduh Ottawa menggunakan iklan palsu yang melibatkan mendiang Presiden Ronald Re...

Tiongkok mengonfirmasi perundingan dagang AS...
Thursday, 23 October 2025 15:16 WIB

Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan Perwakilan Dagang, Jamieson Greer, mulai Jumat, seiring upaya kedua negara ekonomi terbesa...

Shutdown AS: Kenapa Belum Selesai....
Wednesday, 22 October 2025 17:49 WIB

Shutdown pemerintah AS sudah masuk hari ke-22 (22 Oktober 2025), menjadikannya kedua terpanjang dalam sejarah. Di Senat, pemungutan suara untuk membuka kembali pemerintahan sudah 11 kali gagal, sehing...

LATEST NEWS
Emas Turun di Bawah $4.000: Saatnya Masuk?

Emas masih lemah pada Selasa, 28 Oktober 2025 dan bergerak di bawah $4.000 per ons, sekitar $3.970-$4.020, setelah turun ke level terendah hampir tiga minggu. Tekanan jual datang karena pasar makin optimis soal potensi kesepakatan dagang...

Habis Tembus 50.000, Nikkei Mulai Tenang

Indeks Nikkei 225 ditutup melemah sekitar 0,2% pada Selasa, 28 Oktober 2025, setelah sehari sebelumnya memecahkan rekor sejarah dengan penutupan di atas 50.000 untuk pertama kalinya di 50.512,32. Investor terlihat ambil untung setelah reli tajam...

Perak Turun Gara-Gara Risk-On?

Perak masih lemah pada Selasa, 28 Oktober 2025, setelah jatuh ke kisaran $46-$48 per ons. Tekanan jual datang karena pasar global lagi risk-on: sentimen damai dagang AS“Tiongkok bikin investor kurang cari aset aman seperti perak dan lebih banyak...

POPULAR NEWS
Eropa Rally Lagi, Tapi Tahan Nggak?
Monday, 27 October 2025 14:57 WIB

Saham-saham Eropa lanjut menguat pada Senin, 27 Oktober 2025, karena pasar makin pede setelah AS dan Tiongkok bilang mereka sudah punya kerangka...

Fed poised to cut rates this week, with more easing likely on tap
Monday, 27 October 2025 23:10 WIB

Federal Reserve policymakers are widely expected to reduce U.S. short-term borrowing costs this week by a quarter of a percentage point for the...

Sentimen Tenang, Bursa Hijau, Emas Melemah
Monday, 27 October 2025 07:25 WIB

Kesepakatan dagang AS-Tiongkok yang hampir tercapai memicu reli lintas aset, mengangkat saham, minyak, dan tembaga, serta mata uang yang terekspos...

Trump-Xi Siap Deal Dagang
Monday, 27 October 2025 07:18 WIB

Para negosiator utama AS dan Tiongkok mengatakan mereka mencapai konsensus terkait sengketa-sengketa utama, membuka jalan bagi Presiden Donald Trump...