Harga minyak turun tajam pada hari Senin(4/8) setelah OPEC+ mengumumkan akan menaikkan produksi pada bulan September. Kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS dan dampak tarif perdagangan juga turut menekan harga minyak.
Pada pukul 19:15 WIB, harga minyak Brent kontrak September turun 1,8% menjadi $68,38 per barel, sementara minyak WTI turun 2,1% ke $65,89 per barel.
Minggu lalu, kedua harga tersebut sempat menguat setelah AS mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan pada ekspor minyak Rusia, yang berpotensi memperketat pasokan global.
OPEC+ Sepakati Tambahan Produksi Bulan September
OPEC+ ” kelompok negara penghasil minyak dan sekutunya ” sepakat untuk menambah produksi sebesar 547.000 barel per hari (bph) pada bulan September, melanjutkan pola yang sama seperti bulan Agustus.
Kenaikan ini menjadi bulan keenam berturut-turut di mana OPEC+ menambah pasokan, menandai pembalikan penuh lebih awal dari pemangkasan produksi besar-besaran yang sebelumnya dilakukan. Total pemangkasan yang telah dibalik mencapai sekitar 2,5 juta bph atau 2,4% dari permintaan global.
Namun, para analis dari ING menyatakan bahwa kenaikan ini kemungkinan menjadi yang terakhir, karena permintaan musim panas mulai berkurang dan persediaan mulai naik.
Masih banyak yang bergantung pada kelanjutan pasokan minyak Rusia, terutama karena pemerintahan Trump mengancam akan memberikan sanksi kepada India jika terus membeli minyak dari Rusia. Jika India berhenti membeli dan tidak ada pembeli lain, pasokan global bisa terganggu, dan kelebihan pasokan yang diperkirakan bisa hilang.
Data Ekonomi AS Melemah, Picu Kekhawatiran Permintaan
Pasar juga khawatir permintaan bahan bakar di AS akan melemah setelah data tenaga kerja non-pertanian (nonfarm payrolls) menunjukkan penurunan signifikan.
Selain itu, data aktivitas bisnis dari indeks PMI juga menurun, memperkuat kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi AS melambat ” kondisi yang umumnya menekan permintaan minyak.
Ancaman Sanksi Terhadap Rusia Bantu Tahan Penurunan Harga
Sebelumnya, harga minyak sempat menguat setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif kepada negara-negara besar pembeli minyak Rusia, termasuk Tiongkok dan India, sebagai upaya untuk menekan Moskow agar menghentikan perang di Ukraina.
Goldman Sachs tetap mempertahankan proyeksi harga Brent rata-rata $64 per barel pada kuartal IV 2025 dan $56 pada 2026, meskipun mereka menyebut meningkatnya risiko dari perkembangan terbaru, seperti sanksi terhadap Rusia dan Iran.
Namun, bank tersebut juga memperingatkan adanya risiko penurunan terhadap proyeksi pertumbuhan permintaan minyak sebesar 800.000 bph pada 2025“2026, akibat tarif yang lebih tinggi dan lemahnya data ekonomi AS.
Menurut ING, kekhawatiran akan sanksi sekunder dari AS terhadap negara pembeli minyak Rusia membuat para spekulan menjadi lebih aktif di pasar. Terlihat dari posisi beli bersih di Brent yang naik tajam sebanyak 33.959 kontrak menjadi 261.352 kontrak minggu lalu. (azf)
Sumber: Investing.com
Harga minyak turun pada hari Senin(4/8) setelah OPEC+ menyetujui kenaikan produksi besar lainnya untuk bulan September, meskipun pelaku pasar tetap berhati-hati terhadap potensi sanksi tambahan terhad...
Harga minyak turun pada hari Senin (04/8) setelah OPEC+ menyetujui kenaikan produksi besar-besaran pada bulan September, yang akan menambah pasokan. Namun, kekhawatiran tentang gangguan pengiriman min...
Harga minyak merosot pada awal perdagangan Asia, Senin (04/8), setelah OPEC+ menyetujui kenaikan produksi besar lainnya pada bulan September. Harga minyak mentah Brent turun 43 sen, atau 0,62%, menja...
Harga minyak mentah turun $2 per barel pada hari Jumat karena kekhawatiran tentang kemungkinan peningkatan produksi oleh OPEC dan sekutunya, sementara laporan ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari ...
Harga minyak sedikit berubah pada hari Jumat (01/8) dan menuju kenaikan mingguan karena investor mempertimbangkan dampak tarif impor lebih lanjut yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump dan an...
Uni Eropa (UE) akan menangguhkan dua paket tarif balasan terhadap bea masuk Amerika Serikat selama enam bulan, menyusul kesepakatan dengan Presiden AS Donald Trump, menurut pernyataan dari juru bicara Komisi Eropa pada hari ini (4/8). Kesepakatan...
Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada Senin (4/8), setelah mengalami penurunan tajam di sesi sebelumnya. Kenaikan ini terjadi seiring dengan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih dalam, menyusul...
Harga minyak turun tajam pada hari Senin(4/8) setelah OPEC+ mengumumkan akan menaikkan produksi pada bulan September. Kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS dan dampak tarif perdagangan juga turut menekan harga minyak. Pada pukul 19:15 WIB,...
Pasar saham Eropa ditutup melemah tajam dalam perdagangan Jumat (1/8), dengan Stoxx Europe 600 turun 1,8%, DAX Jerman turun 2,5%, FTSE 100 turun...
Saham AS anjlok pada hari Jumat, karena investor bereaksi terhadap laporan ketenagakerjaan bulan Juli yang lemah dan gelombang tarif baru yang...
Pasar saham Eropa dibuka positif minggu ini, dengan Euro Stoxx 50 naik 0,6% dan Stoxx 600 yang lebih luas naik 0,2%. Rebound ini menyusul aksi jual...
Para penasihat ekonomi Gedung Putih pada hari Minggu membela pemecatan kepala Biro Statistik Tenaga Kerja oleh Presiden Donald Trump, menepis kritik...