Tuesday, 09 December 2025
Jakarta
--:--
Tokyo
--:--
Hongkong
--:--
New York
--:--
Suku Bunga Australia Di-freeze, Tapi Inflasi Masih Ngamuk?
Tuesday, 9 December 2025 10:43 WIB | FISCAL & MONETARY |Fiskal & Moneter

Bank sentral Australia (RBA) kembali menahan suku bunga acuan di 3,6% untuk ketiga kalinya berturut-turut dalam pertemuan terakhir tahun ini, Selasa(9/12). Keputusan ini diambil bulat oleh sembilan anggota dewan di tengah kombinasi tekanan inflasi yang kembali menguat dan pasar tenaga kerja yang masih ketat. Dalam pernyataannya, RBA menegaskan bahwa langkah berikutnya akan sangat bergantung pada data ekonomi yang masuk, dan mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk menilai seberapa kuat dan bertahannya tekanan inflasi. Setelah keputusan ini, dolar Australia melemah ke sekitar US$0,6616, sementara imbal hasil obligasi pemerintah tiga tahun turun ke sekitar 4,06%.

Perekonomian Australia saat ini berjalan mendekati kapasitas penuh, dengan pengangguran di dekat rekor terendah dan inflasi kembali berada di atas batas atas target 2-3%. Di sisi lain, konsumen masih berhati-hati: belanja riil per kapita cenderung datar dan rasio tabungan rumah tangga sedikit naik karena banyak keluarga berusaha membangun kembali bantalan keuangan mereka. Kondisi ini membuat prospek tahun 2026 menjadi rumit. Pasar uang memperkirakan peluang hampir 50:50 bahwa langkah RBA selanjutnya justru bisa berupa kenaikan suku bunga paling cepat Mei, sementara sebelumnya banyak ekonom masih memprediksi setidaknya satu kali pemangkasan lagi. Sejumlah lembaga besar seperti Goldman Sachs, UBS, dan Barrenjoey kini sejalan dengan pasar, melihat bahwa langkah berikutnya RBA kemungkinan besar adalah kenaikan, bukan pemangkasan.

RBA juga harus menghadapi dinamika global yang bergerak berlawanan. Australia berada di jalur salah satu siklus pelonggaran tersingkat di antara negara maju, hanya memangkas suku bunga sekitar 75 bps dalam enam bulan, dan bahkan memulai pemotongan lebih lambat dari bank sentral lain. Sementara itu, di Amerika Serikat, pelaku pasar justru meningkatkan taruhan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut, didorong tekanan politik dan tanda melemahnya pasar tenaga kerja. Perbedaan kebijakan ini ikut memicu aksi jual besar di obligasi Australia dan melebar­nya premi imbal hasil dibandingkan obligasi pemerintah lain. Di dalam negeri, data terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan, namun biaya tenaga kerja dan utilisasi kapasitas yang tinggi-ditambah penghapusan subsidi tagihan Listrik-berpotensi kembali mendorong inflasi dalam laporan IHK mendatang. Semua ini membuat keputusan RBA ke depan makin rumit, di tengah mandat ganda mereka: menjaga inflasi di kisaran 2-3% dan mempertahankan pasar tenaga kerja yang sehat dan berkelanjutan. (az)

Sumber: Newsmaker.id

RELATED NEWS
The Fed bisa berada dalam posisi sulit saat mempersiapkan pengganti Powell....
Monday, 8 December 2025 22:31 WIB

Pertemuan Federal Reserve AS minggu ini akan mulai menetapkan ekspektasi bagi calon presiden Donald Trump yang akan memimpin bank sentral, yang berpotensi membuat para pembuat kebijakan terjebak antar...

The Fed Tekan Suku Bunga Sinyal Apa Buat Pasar?...
Friday, 5 December 2025 23:41 WIB

FOMC diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dengan potensi perbedaan pendapat, yang mencerminkan ketegangan antara risiko inflasi dan melemahnya lapangan kerja. Gubernur Federal...

Cut-rate harus Done menurut kevin hassett...
Friday, 5 December 2025 15:39 WIB

Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett menyatakan bahwa Federal Reserve seharusnya memangkas suku bunga pada pertemuan mendatang minggu depan dan memperkirakan penurunan sebesar 25 basis poin. ...

Powell Diharapkan melakukan pemangkasan suku bunga yang agresif...
Friday, 5 December 2025 15:15 WIB

The Federal Reserve diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,5%-3,75% pada pertemuan minggu depan, tetapi Bank of America mengatakan Ketua Jerome Powell menghadapi ko...

Bessent Tekan Fed: Pimpinan Regional Menetap di Distrik...
Thursday, 4 December 2025 00:00 WIB

Menteri Keuangan Scott Bessent pada hari Rabu mengatakan ia akan mendorong aturan baru yang mewajibkan calon presiden Federal Reserve regional untuk tinggal di distrik tersebut setidaknya selama tiga ...

LATEST NEWS
Dolar AS Melemah, Komoditas Dapat Angin Segar

Dolar AS melemah pada perdagangan hari ini, setelah beberapa sesi sebelumnya sempat bergerak menguat didukung kenaikan imbal hasil obligasi AS. Pelemahan greenback membuat investor mulai mengurangi posisi aman di dolar dan perlahan beralih ke aset...

Suku Bunga Australia Di-freeze, Tapi Inflasi Masih Ngamuk?

Bank sentral Australia (RBA) kembali menahan suku bunga acuan di 3,6% untuk ketiga kalinya berturut-turut dalam pertemuan terakhir tahun ini, Selasa(9/12). Keputusan ini diambil bulat oleh sembilan anggota dewan di tengah kombinasi tekanan inflasi...

Emas Diisyaratkan "Ngerem" di 2026, Benarkah?

Kenaikan harga emas diperkirakan akan melambat tahun depan setelah reli besar sepanjang 2025 yang disebut analis sebagai kinerja tahunan terbaik sejak 1979. Analis di State Street Investment Management memperkirakan emas akan cenderung...

POPULAR NEWS
Pasar Eropa Lesu Di Awal Pekan, Semua Mata Tertuju Ke The Fed
Monday, 8 December 2025 15:30 WIB

Saham Eropa melemah pada bel pembukaan perdagangan hari Senin(8/12) karena investor global fokus pada keputusan kebijakan moneter Federal Reserve AS...

Pasar Asia Gelisah, Ada Apa di Balik Hati-Hatinya Investor?
Monday, 8 December 2025 07:30 WIB

Pasar saham Asia memulai minggu ini dengan langkah berhati-hati. Indeks MSCI Asia turun tipis 0,1%, sejalan dengan pelemahan indeks berjangka AS....

Trump Kesal ke Zelenskiy, Bilang Rusia 'Baik-Baik Saja' dengan Proposal Damai
Monday, 8 December 2025 07:54 WIB

Presiden AS Donald Trump mengaku kecewa dengan cara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menanggapi proposal perdamaian yang ditawarkan Washington...

Surplus perdagangan Tiongkok melampaui $1 triliun meskipun Trump berupaya menahannya.
Tuesday, 9 December 2025 04:16 WIB

Surplus perdagangan Tiongkok melonjak di atas $1 triliun pada bulan November untuk pertama kalinya, meskipun perang dagang global yang sedang...