Wednesday, 10 September 2025
Jakarta
--:--
Tokyo
--:--
Hongkong
--:--
New York
--:--
Tarif Timbal Balik Trump Lebih Berat dari Yang Diperkirakan
Thursday, 3 April 2025 04:58 WIB | GLOBAL ECONOMIC |Ekonomi AS

Pada hari Rabu (2/4) Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan mengenakan tarif timbal balik setidaknya 10% pada semua barang impor, dengan tarif timbal balik yang lebih tinggi untuk beberapa negara yang akan setara dengan "setengah" dari tarif yang mereka kenakan pada ekspor AS.

"Saya akan menandatangani perintah eksekutif bersejarah yang memberlakukan tarif timbal balik pada negara-negara di seluruh dunia," kata presiden. "Timbal balik... itu berarti mereka melakukannya kepada kita, dan kita melakukannya kepada mereka."

Tarif dasar 10% akan mulai berlaku pada tanggal 5 April, sedangkan tarif yang lebih tinggi akan dimulai pada tanggal 9 April.

Dalam menghitung tarif yang dikenakan negara lain kepada AS, Trump memasukkan manipulasi mata uang dan hambatan pedagang, seperti pajak PPN di UE.

Tiongkok, yang mengenakan tarif 67% pada impor AS, akan menjadi salah satu yang paling terdampak, dengan pungutan baru sebesar 34%. Itu akan menjadi tambahan tarif 20% untuk barang dari Tiongkok, sehingga total tarif menjadi 54%.

Mitra dagang seperti Inggris dan Brasil yang saat ini mengenakan tarif 10% untuk barang AS akan dikenakan tarif 10% untuk ekspor mereka ke AS, berdasarkan rencana Trump untuk tarif dasar minimum 10% untuk semua barang impor.

Langkah tersebut, yang diungkapkan dalam pidato di Rose Garden, dirancang untuk menyamakan kedudukan, menargetkan negara-negara yang mengenakan bea lebih tinggi untuk barang AS, serta negara-negara dengan hambatan nontarif.

Tarif tersebut akan mengenakan pajak atas barang yang dikirim ke Amerika Serikat dan dimaksudkan untuk mengubah dinamika perdagangan global, menurut pemerintah.

Presiden mengatakan langkah-langkah ini ditujukan untuk memulihkan dominasi manufaktur Amerika, dengan menyatakan bahwa hal itu penting untuk melawan apa yang ia gambarkan sebagai praktik perdagangan yang tidak adil. "Kami akan membuka pasar luar negeri dan mendobrak hambatan perdagangan luar negeri, dan akhirnya, lebih banyak produksi di dalam negeri akan berarti persaingan yang lebih kuat dan harga yang lebih rendah bagi konsumen, ini akan menjadi zaman keemasan bagi warga Amerika yang kembali, kami akan kembali dengan sangat kuat," tambah Trump.

Tarif timbal balik, yang berlaku segera, akan mengenakan pajak atas barang yang dikirim ke Amerika Serikat dan dimaksudkan untuk mengubah dinamika perdagangan global, menurut pemerintah. Trump juga mengonfirmasi bahwa tarif 25% yang direncanakan sebelumnya untuk mobil dan suku cadang mobil impor akan mulai berlaku pada tengah malam.

Selain tarif untuk mobil impor, pemerintah Trump juga telah menerapkan tarif 25% untuk barang dari Meksiko dan Kanada, serta tarif 25% untuk baja dan aluminium. Mitra dagang diperkirakan akan mengumumkan tindakan balasan, yang akan memicu potensi perang dagang.

Sementara kontrak berjangka saham AS turun setelah berita tersebut, dengan S&P 500 turun 1,6%. Menjelang pengumuman tarif timbal balik, berbagai negara telah bersumpah untuk membalas, bahkan beberapa di antaranya mengusulkan untuk menanggapi secara kolektif.

Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan dilaporkan sepakat untuk bersama-sama menanggapi tarif AS. Sementara kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan UE memiliki "rencana kuat" untuk membalas tarif yang diberlakukan Trump tetapi lebih memilih untuk bernegosiasi.

"Eropa belum memulai konfrontasi ini. Kami tidak serta-merta ingin membalas, tetapi jika perlu kami memiliki rencana kuat untuk membalas dan kami akan menggunakannya," katanya.(yds)

Sumber: Investing.com

RELATED NEWS
Serangan Rusia Hantam Infrastruktur Energi Ukraina...
Monday, 8 September 2025 17:12 WIB

Pasukan Rusia menyerang fasilitas pembangkit listrik termal di wilayah Kyiv sebagai bagian dari serangan semalam, kata Kementerian Energi Ukraina pada hari Senin, yang memicu pemadaman listrik lokal d...

Trump Terancam, Diplomasi Energi Beijing - Moskow Kian Erat...
Thursday, 4 September 2025 20:14 WIB

Diplomasi energi berisiko tinggi di Beijing minggu ini menandakan kesediaan Tiongkok untuk menentang upaya Presiden AS Donald Trump untuk mengisolasi Rusia dan menegaskan dominasi energi AS. Presiden...

Zelenskiy Desak Sekutu Perketat Tekanan Ke Rusia...
Wednesday, 3 September 2025 18:19 WIB

Presiden Volodymyr Zelenskiy akan mendesak tekanan yang lebih kuat terhadap Moskow saat ia bertemu dengan sekutu-sekutunya di Denmark dan Prancis pada hari Rabu setelah pasukan Rusia melancarkan seran...

Geopolitik Bergeser, Xi Jinping Gandeng Rusia & India...
Tuesday, 2 September 2025 19:02 WIB

Presiden Xi Jinping menggunakan perpaduan keramahan dan daya tarik ekonomi minggu ini untuk mengirim pesan yang jelas kepada Donald Trump: Beijing memiliki pengaruh global yang terlalu besar untuk did...

Bessent Bela Pemecatan Gubernur Fed Cook oleh Trump...
Tuesday, 2 September 2025 07:24 WIB

Menteri Keuangan AS Scott Bessent membela keputusan Presiden Donald Trump yang memberhentikan Gubernur Federal Reserve, Lisa Cook, dengan mengatakan bahwa bank sentral tersebut "telah membuat banyak k...

LATEST NEWS
Asia Hijau di Awal, Fokus ke Inflasi China

Pasar Asia-Pasifik dibuka sebagian besar lebih tinggi pada Rabu(10/9), menjelang rilis data inflasi Agustus dari China. Menurut survei Reuters, indeks harga konsumen (CPI) Agustus diperkirakan turun 0,2% dibanding tahun sebelumnya, setelah hasil...

Emas Naik, Investor Lari ke Safe Haven

Harga emas menguat pada perdagangan Asia awal Selasa. Lonjakan emas yang baru-baru ini menembus level $3.600 per ons mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global yang...

Gejolak Global! Harga Minyak Naik Gara-Gara Trump & Konflik Doha

Harga minyak naik untuk sesi ketiga setelah Presiden Donald Trump memberi tahu para pejabat Uni Eropa bahwa ia bersedia mengenakan tarif baru terhadap India dan Tiongkok dalam upaya mendorong Rusia bernegosiasi dengan Ukraina. Namun, ada syaratnya...

POPULAR NEWS
Revisi NFP Jadi Sinyal Rate Cut 50 bps?
Tuesday, 9 September 2025 04:05 WIB

Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (BLS) akan menerbitkan revisi acuan awal tahun 2025 untuk Data Survei Perusahaan pada hari Selasa, 9...

Serangan Rusia Hantam Infrastruktur Energi Ukraina
Monday, 8 September 2025 17:12 WIB

Pasukan Rusia menyerang fasilitas pembangkit listrik termal di wilayah Kyiv sebagai bagian dari serangan semalam, kata Kementerian Energi Ukraina...

Wall Street Menguat Jelang Data Inflasi
Tuesday, 9 September 2025 03:36 WIB

Wall Street mengawali pekan ini dengan penguatan pada hari Senin karena investor bersiap menghadapi pekan yang sarat data, termasuk dua laporan...

Saham Eropa ditutup menguat di tengah sorotan terhadap mosi tidak percaya Prancis
Tuesday, 9 September 2025 01:52 WIB

Saham Eropa ditutup menguat pada hari Senin, sementara saham Prancis juga menguat karena investor tetap tenang menjelang mosi tidak percaya yang...